
Chanelnusantara.com- Batam | Masyarakat Kecamatan Sagulung yang terdiri dari beberapa Kelurahan terlihat berbondong-bondong menuju kantor Kecamatan Sagulung, untuk mendapatkan gas elpiji 3 kg, yang didistribusikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Menurut informasi yang diterima oleh redaksi group media online kepri dari Kepala Bidang Industri dan ESDM Kota Batam, Januar Arif, mengatakan bahwa pendistribusian gas elpiji 3 kg sementara masih dilaksanakan untuk sembilan kecamatan mainland yang ada di Kota Batam.
“Saat ini kita prioritaskan untuk sembilan Kecamatan mainland dulu,” ujarnya Selasa (21/03/2023).
Untuk jumlah gas yang akan didistribusikan, Januar Arif juga mengatakan, jumlahnya belum dapat dipastikan, tergantung pada kebutuhan masyarakat.
“Mengenai jumlah yang akan didistribusikan tergantung kepada berapa banyak yang dibutuhkan. Kalau untuk Kecamatan Sagulung sekarang kita kasih satu LO yang jumlahnya 560 tabung. Kalau memang sudah cukup kita tidak tambah lagi,” jelasnya.
Sementara untuk Kecamatan Bengkong menurut Januar Arif, saat ini sudah menghabiskan 3 LO, atau sekitar 1680 tabung.
“Kalau untuk di Bengkong saat ini sudah habis 3 LO. Kalau kita rata-ratakan 1 LO per Kecamatan maka ada sekitar 5000 tabung lebih paling tidak. Sementara sekarang sudah hampir 7000 tabung lebih yang sudah tersalurkan,” ungkapnya.
Terkait adanya pendistribusian gas elpiji 3 kg dari Pemko Batam, yang melalui Disperindag Kota Batam hari ini, cukup menarik perhatian masyarakat. Hal ini bahkan menjadi pembahasan menarik dibeberapa grup WhatsApp.
Salah satunya, pernyataan datang dari salah seorang Ketua RW yang ada di Kelurahan Sei Langkai. Menurutnya hal ini cukup aneh, karena di pangakalan justru gas elpiji kosong.
“Aneh ya, kok di pangkalan tak disalurkan alias Gas Kosong,” tanya yang bersangkutan.
Menanggapi pernyataan tersebut, warga lainnya pun mengomentari.
“Semoga saja bukan ada hal yang lain,” tulisnya.
Tidak sampai disitu, muncul postingan surat yang diketahui dikeluarkan oleh Disperindag Kota Batam, bernomor 174/500.10.8.1/III/2023 yang ditandatangani oleh Kepala Disperindag, Dr. H. Gustian Riau, SE, M.Si.
Postingan ini juga mendapat tanggapan dari salah satu Ketua RW.
“Emangnya pangkalan tak sanggup untuk menyalurkannya,” komentar salah seorang Ketua RW.
Komentar RW tersebut juga ditanggapi warga lainnya.
“Mungkin ada udang di balik bakwan pak,” komentar warga tersebut.
“Sesuatu yang kontradiktif, pihak Disperindag bilang banjir gas, sementara pihak agen bilang gas kosong diwaktu yang bersamaan,” tulis Ketua RW tersebut menanggapi komentar warga.
Perbincangan warga di salah satu grup WhatsApp ini memang cukup menarik untuk diulas. Pasalnya, diketahui dari Kepala Bidang Industri dan ESDM Kota Batam, Januar Arif, bahwa harga gas elpiji 3 kg yang didistribusikan oleh Pemko Batam melalui Disperindag Kota Batam ini, tidak sedikitpun memiliki perbedaan harga dari harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan di pangkalan-pangkalan.
“Gak ada pengurangan harga bang, harganya tetap HET Rp 18.000, kita hanya ingin menambah pasokan karena adanya kesulitan masyarakat untuk mendapatkan elpiji beberapa hari lalu,” jelas Januar Arif.
Terkait harga jual ini menjadi lebih menarik. Selama ini diketahui dengan harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan, pemilik pangkalan diketahui sudah mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan gas elpiji 3 kg sebagaimana dimaksud.
Dengan pendistribusian yang diambil alih oleh Pemerintah Kota Batam melalui Disperindag Kota Batam, apakah Pemerintah sedang berbisnis kepada masyarakatnya.
Sangat disayangkan, sebelum hal ini sempat dipertanyakan ke Kabid Industri dan ESDM Kota Batam, sambungan telepon keburu terputus diduga akibat dari gangguan jaringan. | Red.
Liputan: Lukman Simanjuntak