
Chanelnusantara.com – Batam | Sejumlah perwakilan pendeta dan pemuka agama Kristen di Batam memperoleh sosialisasi tentang pentingnya pemahaman 4 Pilar MPR RI dalam kehidupan sehari-hari.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Sosialisasi yang digelar di Aula SMK MTS Batam ini dibawakan oleh anggota DPD RI, Dr. Richard Pasaribu, B.Sc., M.Sc.
Dalam sosialisasi ini, Richard Pasaribu menyampaikan paparan tentang 4 pilar kebangsaan, yang terdiri dari Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Selain itu, pada kesempatan yang sama Richard Pasaribu juga menyampaikan bahwa pentingnya persatuan dan kesatuan menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, terutama kemungkinan mencuatnya politik identitas berbasis agama yang digunakan dalam kampanye politik.
“Kita semua bertanggung jawab atas baik buruknya masa depan negara kita ini, terutama menjelang Pemilu 2024, yang disinyalir akan menciptakan jurang pemisah antar kelompok umat beragama karena mencuatnya politik identitas,” terang Richard.
Oleh karenanya semua pihak harus memperkuat persatuan dan kesatuan.
Lebih lanjut Dr. Richard Pasaribu juga menyampaikan bahwa politik identitas akan menggiring opini publik bahwa orang yang tidak beridentitas sama dengan mereka tidak pantas untuk menjadi pemimpin.
Hal ini tentu saja menyebabkan kaum minoritas akan kehilangan hak yang sama dalam pemerintahan negara, khususnya dalam ranah pemilu maupun pemilihan.
“Politik identitas sangat mencederai demokrasi, padahal Indonesia sebagai negara yang multikultural serta demokratis, sudah sepantasnya semua masyarakat memiliki kesetaraan hak dalam pemilu,” ujar Richard.
Dr.Richard Pasaribu selanjutnya menyampaikan bahwa kelompok radikal dan golongan-golongan yang memang pada dasarnya menginginkan perpecahan antara kaum mayoritas dan kaum minoritas di Indonesia akan terus menggaungkan isu-isu yang kontra produktif dalam momen Pemilu 2024.
“Empat Pilar MPR RI adalah penangkal yang kita gunakan dalam menghadapi para kelompok radikal dan golongan-golongan yang menginginkan perpecahan dengan isu-isu yang kontra produktif dalam momen Pemilu 2024,” tegas Richard.
Sementara itu, Pdt. Kardiman Tondang salah satu panelis dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa komitmen para pendeta di Batam akan masa depan persatuan dan kesatuan Indonesia tidak perlu diragukan lagi, justru menurutnya yang menjadi persoalan sering kali pendeta kesulitan dalam membangun gereja akibat adanya penolakan dari kelompok intoleran.
“Komitmen kita terhadap masa depan Indonesia ini tidak perlu diragukan lagi, terlebih menjelang Pemilu 2024 nanti, selama ini gereja selalu terdepan dalam mendorong Pemilu yang langsung umum bebas dan rahasia, dan menolak adanya politik identitas,” ungkapnya.
Atas dasar tersebut, Kardiman meminta pemerintah dan aparat penegak hukum agar menindak tegas semua kelompok yang menginginkan perpecahan di tengah-tengah negara ini.
“Jujur saja, selama ini gereja sering menjadi sasaran daripada tindak intoleran oleh kelompok-kelompok tersebut,” pungkasnya. | Red.