
Dr Richard Pasaribu saat bersama para Kades di Anambas, belum beberapa hari lalu.
Chanelnusantara.com – Anambas | Kunjungan kerja ke Anambas, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Dr. Richard H. Pasaribu, B.Sc., M.Sc. menerima aspirasi masyarakat Anambas atas kapal nelayan dan Cold Storage atau ruang pendingin ikan.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Untuk aspirasi para nelayan itu, Richard berkomitmen untuk memperjuangkan harapan masyarakat yang mendiami wilayah terluar itu.
Diungkapkan Dr Richard H. Pasaribu, dirinya menemui warga Anambas di 3 pulau utama, Jemaja, Siantan dan Palmatak, selama 5 hari.
“Hari ini baru saya sampai dari Anambas. Saya melihat kondisi terbaru warga yang dominan nelayan. Mereka menyampaikan aspirasinya,” kata Richard, Jumat (10/3/2023).
Dalam pertemuan warga di 3 pulau itu, diakui Richard bahwa perekonomian masyarakat tidak sebanding dengan kekayaan laut Anambas.
Nelayan Anambas banyak selalu kalah dengan kehadiran nelayan dari Pulau Jawa, Pulau Sumatera, dan nelayan ilegal dari Vietnam, Malaysia dan Thailand.
“Mereka mengeluhkan maraknya kapal-kapal dari luar daerah Anambas, dengan kapasitas 100 ton,” ungkap Richard.
Atas hal tersebut, Richard berencana akan menemui Dirjen dari KKP akan menyampaikan aspirasi nelayan untuk segera direalisasikan.
“Saya sudah minta nelayan membuat proposal. Saya sudah ketemu organisasi koperasi nelayan dan HNSI di sana untuk membantu warga siapkan proposal,” ujar Senator Kepri ini.
Selama ini, nelayan Anambas dan Natuna diakui kalah bersaing di laut, karena absennya para investor untuk menampung ikannya. Pada sisi lain, para nelayan tidak memiliki cold storage yang memadai.
“Kita ingin cold storage dan kapal dibantu Pemerintah Pusat, dengan kapasitas besar. Bantuan dari Pemerintah Pusat ini akan mendukung agar supply-chain (rantai pasokan) tidak terputus, sehingga nelayan tidak bisa ditekan tengkulak,” tegas Richard.
Lebih lanjut, Ricard mengungkapkan bahwa nelayan butuh cold storage, sehingga mempunyai kepastian untuk memasok hasil tangkapan nelayan.
Kebutuhan cold storage diakui Richard cukup penting, agar nelayan bisa bersaing dengan nelayan dari luar Anambas.
Saat ini cold storage yang dimiliki nelayan sangat minim, dan hanya mempunyai kapasitas tampung yang kecil, sehingga untuk menghindari ikan busuk, nelayan terpaksa menjual ke tengkulak dengan harga murah.
Kondisi ini yang membuat nelayan tidak memiliki kemampuan ekonomi untuk meningkatkan daya saing di laut.
“Nelayan kalah modal untuk menyediakan kapal dan alat tangkap yang lebih modern, karena modal. Makanya kita berharap agar Pemerintah Pusat dapat membantu,” terangnya.
Disampaikan Ricard juga bahwa nelayan saat ini memiliki alat tangkap ikan tradisional. Untuk meningkatkan kapasitas alat tangkap, dibutuhkan bantuan Pemerintah Pusat, dalam hal ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
“Jika alat tangkap lebih modern dan cold storage tersedia, nelayan akan mengelolanya dengan koperasi. Setelah itu, hasil akan dijual ke investor, bukan ke tengkulak lagi,’ tegasnya. |*