
Chanelnusantara.com – Pemalang | Tak selamanya sekolah seperti yang dikatakan sebagian orang di jaman sekarang hanya sebagai formalitas saja, faktanya sekolah merupakan alat Menghantar bagi kemulian seseorang. Dengan bersekolah seseorang jadi tahu, akan dinamika isi semua kegiatan dunia, baik dari sisi religi atau dari kacamata Teknologi.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Karena sekolah orang jadi tinggi derajat akademisi nya, walaupun derajat tertinggi masih di pegang sama orang – orang yang Ber etika, bukan orang yang suka beretorika.
Apapun Bersekolah adalah sebuah grafik kenaikan cara pandang berpikir seseorang, sehingga pada akhirnya sebagai satu langkah pengambil kebijakan jalan hidup, termasuk disini, soal mencari penghidupan sebagai BBM kendaraan kehidupan.
Adalah Damid, seorang pria tua berusia 67 tahun, yang menyesali hidupnya, karena tidak sempat mengenyam pendidikan sekolah, di masa tuanya ketika semakin Payah dalam mencari nafkah sebagai penjual sapu Glagah dia akhirnya pasrah.
Damid adalah warga Rt0 02 / Rw 04 Desa Majalangu, Kecamatan watukumpul, Pemalang, jawa tengah.




Hampir setengah abad lamanya, dihabiskan seluruh hidupnya berjualan menapaki panjang dan lika-likunya jalan dalam kepenatan dan panasnya terik mentari.
Semenjak tahun 1975, disaat usianya menginjak remaja, Damid sudah mulai berjualan sapu setahun lamanya di kota Tegal.
Karena kurang laku, satu tahun kemudian dia pindah, merantau kembali di kota Pekalongan, masih tetap berjualan sapu.
Cukup lama Damid berjualan disana, sampai akhirnya di masa menginjak senja, memutuskan untuk berjualan keliling dari kampung ke kampung di kota nya sendiri yaitu Pemalang.
Dari mulai pagi dia sudah melangkahkan kaki, berkeliling di daerah Pemalang kota , menawarkan aneka macam jenis dan ukuran sapu lantai, dari mulai harga 8 ribu sampai 15 ribu, tergantung besar dan kecil serta kuatnya kwalitas sapu karena gagang sapu sendiri ada yang terbuat dari kayu dan Bambu.
Ada ratusan sapu lantai dia bawa dengan cara dipikul, ditawarkan keliling kampung. Terkadang habis , terkadang tersisa sapu daganganya.
Haryanti seorang pelanggan sapu buatan Damid mengatakan jika dia sudah berlangganan 10 tahun lamanya, pemilik sebuah warung sembako di kelurahan Bojongbata ini, sudah cocok dengan harga dan kwalitas sapu buatan Damid.
Di sela waktu isitrahat, sambil minum segelas teh, Damid menceritakan tentang suka dukanya sebagai penjual sapu.
“Alhamdulillah mas, bisa buat makan anak dan istri, walaupun saya terkadang menyesal kenapa dulu tidak bersekolah hingga akhirnya seperti ini, payah mencari nafkah” ujar bapak beranak 7 ini sambil menyeka keringat dengan handuk lusuhnya.
TERNYATA SEKOLAH ITU PENTING BUAT PENENTUAN MASA TUA SESEORANG. | Ragil.







