
Richard Pasaribu bersama guru-guru PAK SMK di Kota Batam, saat rapat di ruang rapat SMK Negeri 5 Kota Batam.
Chanelnusantara.com – Batam | Puluhan guru berdiskusi dengan anggota DPD RI dapil Kepri, Dr. Richard Hamonangan Pasaribu, B.Sc. M.Sc., (13/10) membahas mengenai nasib guru-guru PAK Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Batam di ruang rapat SMK Negeri 5 Kota Batam.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Perwakilan guru-guru PAK SMK di Batam, Binahar Rajagukguk, menyampaikan aspirasi guru-guru PAK khususnya yang ada di SMK Negeri Kota Batam bahwa ketersediaan guru-guru PAK masih sangat minim, dan penetapan Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK) masih langka.
Dalam kesempatan itu, Senator Richard Pasaribu meminta database yang rinci dan lengkap perihal minimnya guru-guru PAK dan langkanya NUPTK bagi guru-guru PAK SMK Negeri di Batam.
Pihaknya ingin anak-anak murid mendapatkan pelajaran agama yang memadai, yaitu sama pentingnya dengan mata pelajaran kejuruan yang lain.
Tentunya semua pihak menginginkan murid murid mempunyai keterampilan sekaligus moral dan akhlak yang baik.
“Kita akan memberikan perhatian pada aspirasi guru-guru PAK SMK Negeri di Kota Batam, begitu juga di seluruh Provinsi Kepri nantinya. Ada baiknya kita mulai melakukan pendataan yang lengkap mengenai data guru-guru PAK kita saat ini, agar segala sesuatu dapat dipertanggungjawabkan secara terang benderang,” ungkapnya.


Sebelumnya, pihaknya sudah mencoba mengadvokasi aspirasi guru-guru PAK SD Negeri dan SMP Negeri di Kota Batam dan sudah ada penambahan yang cukup signifikan dari Pusat.
“Hal tersebut setelah saya sampaikan kepada kementerian terkait, untuk memperhatikan minimnya guru-guru PAK SD Negeri dan SMP Negeri di Batam,” ujarnya.
Lebih lanjut, Richard Pasaribu mengatakan bahwa pendidikan agama adalah kunci masa depan kota, provinsi dan bangsa. Anak-anak bangsa wajib mendapatkan pendidikan agama yang memadai tanpa adanya diskriminasi. Negara tidak boleh abai atau lalai.
Apabila pendidikan agama sebagai basis moral dan akhlak tidak diberikan secara baik dan utuh, sebab akibatnya bisa jadi anak-anak bangsa nantinya jadi berandalan sehingga menjadi beban bangsa dan negara.
“Untuk itu kita perlu memastikan bahwa guru-guru pendidikan agama apapun juga harus disediakan oleh negara secara memadai,” tutup Richard Pasaribu. |*