ChanelNusantara.com – Jakarta | Juru Bicara Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) Nining Elitos mengkritik berbagai kebijakan dan program pemerintah dinilai yang hanya demi kepentingan investasi. Salah satunya adalah program magang Kampus Merdeka yang mendorong mahasiswa kerja magang selama lebih dari satu semester.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!“Atas nama pembangunan dan investasi, kalau pelajar ada kampus merdeka, kaum muda dan mahasiswa pun disuruh magang,” kata Nining lewat orasi di aksi unjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Sabtu (21/05/2022).
Menurut Nining, mahasiswa semestinya belajar untuk berani mengkritik kekuasaan dan melahirkan ide-ide inovasi cemerlang. Ia berpendapat lewat program magang, mahasiswa hanya akan mengerjakan perintah atasan tanpa bisa berinovasi.
“Tetapi disuruh pemuda magang di pabrik bahkan di tempat-tempat kerja mereka hanya mengerjakan perintah atasan tanpa berinovasi,” ujarnya.
Ketua Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) itu pun bertanya pada massa aksi yang juga terdiri dari elemen mahasiswa dan pelajar.
“Saya mau tanya, kalau sudah jadi mahasiswa, pemuda, pelajar, magang, mudah enggak untuk cari kerja?” tanyanya.
“Enggak,” Jawab para pelajar.
“Kalau pun bekerja, sistem kontrak, sistem alih daya, sistem outsourcing, betul enggak?” ujar Nining.
Menurut Nining, program ini merupakan dampak dari hadirnya omnibus law UU Cipta Kerja. Nining pun melanjutkan orasi dengan menyindir pemerintah yang kerap melindungi pemilik modal dan membuat regulasi sewenang-wenang.
“Suka-sukanya kekuasaan membuat regulasi. Omnubis Law katanya untuk rakyat tapi jutaan rakyat jadi korban PHK, jutaan rakyat tidak bisa bekerja,” katanya.
Massa buruh yang tergabung dalam Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) menggelar aksi unjuk rasa dalam rangka peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day.
Aksi digelar bertepatan dengan peringatan reformasi. Aksi May Day hari ini diikuti KASBI, Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI), Sentral Gerakan Buruh Nasional (SGBN), dan Konfederasi Serikat Nasional (KSN).
Sedangkan dari sektor pelajar ikut bergabung Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi-Dewan Nasional (LMND-DN), Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), Federasi Pelajar Jakarta (FIJAR), dan Komite Revolusi Pendidikan Indonesia (KRPI). |Yusef F S.