
ChanelNusantara.com – Pemalang | Taktala orang-orang tengah enak tidur ditengah malam, terlihat di pinggiran Jalan raya depan sebuah Taman kota Pemalang, Seorang lelaki dengan Becak Reyotnya tengah mengorek-ngorek tumpukan sampah.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Wajahnya tampak semangat mengumpulkan barang-barang bekas tersebut, seperti botol bekas air mineral, kertas dan kardus tak luput dari sortiran tangan kekarnya yang nampak kotor penuh dengan tempelan debu jalanan.
Setelah agak lama mengorek isi tong sampah, kami ajak Lelaki muda itu untuk minum kopi, sambil menikmati Rokok sigaret yang kami tawarkan, sebagai Penghangat di tengah malam selepas hujan tadi sore. (minggu, 12 juni 2022 ).
Namanya Syarif, lelaki itu ternyata seorang Bujangan berusia sekitar 30 tahun, yang tinggal di dekat Rumah sakit umum daerah (RSUD) Pemalang.
Sambil menikmati kopinya, Syarif menceritakan kisah hidupnya kepada awak ChanelNusantara.com, bahwa dia Seorang Yatim-piatu, orangtuanya sudah lama meninggal dunia. Mereka 4 bersaudara, salah satu adiknya mengalami (maaf) Cacat mental, sehingga tidak bisa ditinggal jauh oleh dirinya.
“Saya sebetulnya kerja di Proyek Bangunan mas, tapi karena Sekarang adanya proyek di luar kota, saya tidak bisa kerja, karena adik perempuan saya tidak ada yang menunggui, ya akhirnya saya kerja kaya begini, cari rongsokan disekitar tempat tinggal saya dan adik. Kalau adik ditinggal jauh saya kwatir mas” ucap Syarif lirih.
Menurutnya pendapatan dari cari rongsokan lumayan, dalam satu minggu dia rata-rata bisa mendapatkan uang antara 300 – 400 ribu, dari berbagai Penjualan barang bekas yang dia jual kepada salah satu Pengepul barang bekas.
“Namun, terkadang saya panik mas, dengan umur saya yang sudah kepala tiga, tapi saya belum menikah karena memikirkan nasib adik perempuan saya yang cacat mental ini” ungkapnya dengan wajah sedih.
Sebelum kami berpamitan pulang, Syarif juga mengutarakan niatnya ingin menikah namun karena situasi Dia mengurungkan niatnya.
“Mungkin sulit ya mas cari perempuan yang mau menerima keadaan saya, sudah miskin punya beban tanggungan adik lagi, tapi sudahlah” kata Syarif agak memelas sambil pamitan pulang karena waktu sudah menunjukan pukul 03.00 pagi WIB. |Ragil – 74.