ChanelNusantara.com – Jawa Tengah | Kebutuhan akan Arang dari kayu di zaman sekarang masih tetap dibutuhkan, walaupun orang tidak menggunakan Arang kayu untuk menyetrika baju, akan tetapi arang kayu masih tetap dicari orang, bahkan sekarang kebutuhan akan Pembakaran Kayu ( Arang ) semakin bertambah.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Hal ini disebabkan semakin bertambahnya Pedagang makanan, yang masaknya dengan cara dibakar, seperti Sate bakar adalah kuliner dari jaman dulu yang membutuhkan Arang buat mematangkan tusukan dari daging kambing tersebut.
Selain sate, seperti Jagung bakar,Sosis, dan Ayam bakar, semaunya menggunakan Arang dari Pembakaran kayu, sebagai pematang kuliner bakar tersebut.
Dalam hal ini, Tasripin yang biasa di panggil Mang Ipin, lelaki tua berusia 60 tahun, warga Kampung Mengoneng, kelurahan Bojongbata, Pemalang Kota, sudah lama menggeluti usaha membuat Arang kayu. Walaupun tidak berskala besar, akan tetapi dari ketelatenan Ia membuat usaha kecil-kecilan Pembuatan Arang hingga dirinya bisa menghidupi kebutuhanya.
Bapak dengan 6 orang anak ini sangat dikenal dikampungnya sebagai orang yang tidak bisa diam, Taspirin juga sebagai pekerja serabutan di samping sebagai Pembuat arang sebagai mata pencaharian yang utama.
Bergelut dalam Pembuat arang, Taspirin sudah sangat mahir. Untuk bahan kayu yang digunakannya adalah kayu pohon mangga, jambu, Nangka, dan pohon pete, kayu mangga adalah bahan yang sering digunakan, untuk pembuatan arang.
Menurut Mang Ipin, ketika ditemui di tempat pembakaran Arang belakang rumahnya (7/22) menuturkan dalam sekali Pembakaran kayu mangga, bisa menghasilkan 2 sampai 3 kuintal arang, dengan waktu Pembakaran 2 hari 2 malam.
Setelah Pembuatan Arang selesai, Taspirin menjual Arang buatannya, untuk per 50 kilogram arang dijual 100 ribu rupiah.
Di tempat pembakaran arang, mang ipin mengatakan bahwasanya membuat arang , disamping buat sedikit Penghasilan, untuk mengusir kejenuhan juga, karena dirinya sudah lama di tinggal mati istrinya. ” dari pada melamun mas lumayan ” katanya.
Dari wajah mang ipin terlihat gambaran kelelahan, berapa panjang cerita dan perjalanan hidup nya, wajahnya terus menghitam karena setiap hari di terpa asap bakaran arang kayu.
Hitamnya arang yang dibakar, Mang Ipin gigih melewati perjalanan kehidupan, semoga tidak sehitam kesulitan hidupnya. |Ragil74