
Chanelnusantara.com – Batam | Nimrod Siahaan yang merupakan Ketua Pemuda Katolik Batam merasa kecewa dan mengeluhkan pelayanan PLN Batam dalam hal permohonan pemasangan meteran baru PLN. Jumat 19 April 2024.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Setelah memenuhi seluruh proses dan telah disetujui, permohonan pemasangan meteran baru PLN untuk rumah kediaman orang tuanya hingga saat ini tidak kunjung dipasang.
Disampaikan oleh Nimrod bahwa pada tanggal 22 Maret 2024 lalu Ia mendatangi Kantor PLN Sekupang untuk mengajukan permohonan pemasangan meteran listrik untuk kediaman orang tua kandungnya yang beralamat di Kampung Aek Nauli RT.006/RW.024 Kelurahan Buliang, Kecamatan Batu Aji, Kota Batam.
Saat datang ke Kantor PLN, Nimrod membawa beberapa berkas yang menjadi persyaratan pemasangan meteran baru PLN tersebut. Pengajuan permohonan pemasangan meteran baru PLN ini diajukan atas nama orang tuanya, Darma Uli Sialagan.
“Setelah ayah saya meninggal ibu saya memilih tinggal di Batam. Untuk itulah saya mencari rumah layak huni untuk ibu saya. Karena rumah tersebut belum terpasang listrik, saya ajukan lah permohonan pemasangan meteran baru PLN ini,” kata Nimrod Siahaan kepada media ini.
Singkatnya, berkas permohonan meteran baru yang diajukan Nimrod diterima petugas PLN dan proses pengajuannya dilanjutkan. Tahap pengajuan ini, Nimrod katanya juga diminta petugas untuk menyediakan 3 buah materai.
“Saya diminta menyediakan 3 buah materai namun saya tidak bawa (petugas menawarkan boleh beli disini, Kantor PLN_red), saya pun memberikan uang pembelian materai tersebut,” ujarnya.
Namun, lanjut Nimrod, materai yang dibelinya tersebut tidak ada dilihatnya digunakan secara langsung pada saat proses pengajuan ataupun pemenuhan berkas permohonan yang diajukan.
“Saya tidak melihat secara langsung kegunaan dari meterai tersebut. Mungkin saja nanti dalam proses selanjutnya, pikiran saya didalam hati saya,” kata Nimrod menceritakan terkait materai tersebut.
Kemudian, lanjut Nimrod, dirinya dihubungi oleh seseorang yang mengaku petugas survey, dan diminta untuk mengirim lokasi dan foto rumah bagian dalam dan luar untuk memastikan kelayakan pemasangan.
Terkait proses survey ini, Nimrod mengaku membayarkan uang sebesar Rp. 330.000,- (Tiga ratus tiga puluh ribu rupiah) via transfer ke rekening pribadi petugas survey dan menerima kwitansi bukti pembayaran (tanggal kwitansi 22 Maret 2024).
Pada hari Rabu 3 April 2024, setelah proses survey selesai dilakukan, kemudian petugas berpesan agar segera membayar biaya pemasangan meteran baru PLN.
Merasa senang permohonannya disetujui, pada hari itu juga Nimrod Siahaan membayar biaya pemasangan meteran sebesar Rp.3.091.000,- (Tiga juta, sembilan puluh satu ribu rupiah).
Nimrod berpikir rumah orang tuanya akan layak digunakan karena akan memiliki jaringan listrik, namun hingga saat ini (19/4/2024) belum ada kepastian kapan meteran baru PLN itu dipasang.
“Hingga hari ini saya belum menerima kepastian kapan meteran PLN-nya dipasang. Untuk itu saya meminta bantuan kepada lembaga terkait atas keluhan ini. Dengan demikian upaya untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dapat diwujudkan dalam semua segi kehidupan, khususnya hak masyarakat untuk mendapat layanan listrik rumah,” tutup Nimrod Siahaan mengakhiri.
Hingga berita ini diterbitkan, media ini masih berupaya melakukan konfirmasi kepada pihak PLN terkait hal ini. | Red.