ChanelNusantara.com – Bengkulu | Vidio Asusila yang diduga dilakukan oleh oknum Kades Brangan Mulya, Kecamatan Teramang jaya, di kantornya viral di media sosial dan pemberitaan beberapa Media Online di Kabupaten Mukomuko.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Atas beredarnya Vidio tersebut membuat masyarakat Desa Brangan Mulia kecewa dan malu atas kelakuan Kadesnya. Salah satu warga yang tidak mau di sebutkan namanya mengatakan sangat kecewa dan malu atas kejadian tersebut.
“Kades Desa Brangan Mulya sedang viral di Media sosial, kalau viral kebaikan itu tak masalah, itu bagus. Tapi ini viral karena kelakuannya yang memalukan,” ucapnya.
Lebih lanjut Ia mengatakan seharusnya Kades itu memberikan contoh yang baik terhadap masyarakat, bukan membuat Desa ini tidak nyaman.
“Kami berharap kepada Dinas terkait, dari pada Desa ini binasa dan menanggung malu, lebih baik Kades ini diberhentikan secara tidak hormat karena Desa ini sudah resah dibuatnya. Kemarin Kades mengundang untuk rapat 60 orang, yang hadir hanya 8 0rang ,berarti orang sudah muak terhadap perilaku kades ini. Sebaiknya kades ini di berhentikan saja” ucapnya.
Untuk diketahui, sebelumnya Kepala kaum beserta BPD Tokoh masyarakat Desa Brangan Mulya Kecamatan Teramang Jaya kabupaten Mukomuko telah melayangkan Surat Pengaduan Masyarakat kepada Dinas terkait baik ke Inspektorat dan PMD, intinya untuk meminta oknum Kades diberhentikan dari Jabatan kepala Desa Brangan Mulya.
Tokoh Masyarakat Desa Brangan Mulya yang merupakan mantan Dewan dari Parpol PKPI kabupaten Mukomuko Ir.Zulfani saat di konfirmasi awak media di rumah kediamannya, mengatakan Bahwa Ia selaku masyarakat sangat benci terhadap prilaku kepala desa tersebut yang sangat memalukan.
“Kami selaku masyarakat Desa Brangan Mulya tidak mau dipimpin oleh kades yang tidak bermoral sehingga Desa ini tidak nyaman, dan perlu diketahui saya sebagai sesepuh masyarakat di Desa Brangan Mulya ini sangat malu. Saya meminta Kades tersebut diganti dengan seorang yang bijak dan mengerti tentang norma agama.
“Di Desa ini yang namaya adat masih sangatlah dijunjung tinggi dan dijadikan pedoman dalam bermasyarakat untuk kehiduoan sehari hari. kalau kepala desa nya seperti itu gimana bisa duduk bersama dalam adat orang banyak, perilakunya aja tidak pantas di contoh sebagai pemimpin.” tutupnya.|RK.