ChanelNusantara.com – Bandung | Pada waktu lalu beberapa publik figur mengungkap bahwa dirinya mengalami bipolar. Hal ini membuat banyak orang akhirnya mempertanyakan kesehatan mentalnya. banyak orang tua juga mulai aware terhadap kondisi mental anak-anaknya.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Bipolar berasal dari kata ‘bi’ yang berarti dua, dan ‘polar’ yang artinya kutub. Bipolar adalah dua kutub berbeda, diartikan sebagai mood yang dapat berubah menjadi tinggi lalu tiba-tiba rendah.
Dalam dunia medis, bipolar adalah gangguan mood kronis yang disebabkan masalah di neurotransmiter atau ketidakseimbangan kimiawi saraf di otak. Pada seseorang yang didiagnosis bipolar, koneksi di saraf, terutama di otak bagian tengah, mengalami masalah yang menyebabkan perubahan mood secara drastis.
Bagaimana dengan anak? Apa Mungkin Bisa Anak-anak mengalami bipolar?
Jimmi Marliston P. Aritonang, Spesialis Kedokteran Jiwa mengungkapkan bipolar dapat terjadi pada anak, meski sulit untuk dideteksi sejak dini. Sebab, pada masa kanak-kanak masih terjadi perubahan pada perkembangan mental, sehingga sulit untuk menilai perasaan anak.
Kebanyakan tanda-tanda bipolar mulai bisa dideteksi saat anak masuk usia remaja atau 14 tahun. Namun, Bunda dapat lebih waspada bila ada riwayat bipolar di keluarga.
Berikut 4 tanda atau hal perlu diwaspadai terkait bipolar pada anak dan remaja ;
- Munculnya perubahan emosional atau mood anak cepat berubah.
- Aktivitas anak terganggu, termasuk kegiatan belajar dan tidur.
- Kinerja dan produktivitas anak menurun.
- Memiliki masalah di kehidupan sosialnya atau sulit beradaptasi.
Bipolar biasanya ditandai dengan terganggunya aktivitas anak di semua aspek kehidupan.
Cara Mengatasi Bipolar:
Bipolar dapat ditangani oleh psikolog dan psikiatri, Bunda. Psikologi akan membantu mengubah mindset dan mengendalikan mood dengan psikoterapi. Sedangkan psikiatri akan memberikan terapi obat-obatan untuk mengelola mood anak yang berubah-ubah.
Peran psikolog dan psikiatri sangat dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan terapi pasien bipolar. Dalam kondisi yang sudah stabil secara emosional, pasien bipolar akan mudah ditangani dengan terapi obat-obatan, begitu pun sebaliknya.
Terapi obat dibutuhkan bagi pengidap bipolar yang sudah mengalami kesulitan melakukan aktivitas fisik. Namun, bagi mereka yang masih bisa mengontrol tekanan dengan baik, terapi obat mungkin dapat diganti dengan praktik mindfulness.
Bipolar yang tidak ditangani dengan tepat dapat menimbulkan komplikasi pada fungsi otak dan tubuh (fisik). Komplikasi ke otak dapat menciptakan pikiran negatif, seperti keinginan untuk bunuh diri. Sedangkan dampak secara fisik adalah munculnya gangguan tidur, perilaku menyakiti diri sendiri dan lingkungan sekitar. |Yusef Ferry. S.